BRK Ambon

Loading

Peran Sistem Peradilan Anak dalam Penanganan Tindak Pidana Anak

Peran Sistem Peradilan Anak dalam Penanganan Tindak Pidana Anak


Peran Sistem Peradilan Anak dalam Penanganan Tindak Pidana Anak merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memberikan perlindungan dan pembinaan bagi anak yang terlibat dalam tindak pidana. Sistem peradilan anak memiliki tugas untuk memastikan bahwa setiap anak yang melakukan pelanggaran hukum mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan usianya dan mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki perilakunya.

Menurut Prof. Dr. Saldi Isra, seorang pakar hukum anak dari Universitas Indonesia, sistem peradilan anak harus memegang prinsip-prinsip restorative justice yang memberikan penekanan pada pemulihan anak pelaku tindak pidana serta mencegah terjadinya pengulangan perilaku kriminal di masa depan. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak yang menekankan pada pendekatan rehabilitatif dan pembinaan bagi anak pelaku tindak pidana.

Dalam praktiknya, peran sistem peradilan anak sangat penting dalam menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat bagi anak pelaku tindak pidana. Menurut data Kementerian Sosial RI, pada tahun 2020 terdapat 15.441 anak yang terlibat dalam tindak pidana. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.876 anak telah mendapatkan penanganan melalui sistem peradilan anak.

Namun, tantangan yang dihadapi dalam penanganan tindak pidana anak juga tidaklah sedikit. Beberapa pakar hukum anak menyoroti masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap anak pelaku tindak pidana. Hal ini bisa mempengaruhi proses peradilan dan pembinaan anak sehingga tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Sebagai masyarakat, kita juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung peran sistem peradilan anak dalam penanganan tindak pidana anak. Kita perlu memahami pentingnya memberikan kesempatan bagi anak untuk memperbaiki perilakunya melalui pendekatan rehabilitatif dan pembinaan. Dengan demikian, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih baik bagi anak-anak di Indonesia.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu hakim anak di Indonesia, beliau menyampaikan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menangani tindak pidana anak. “Kami sebagai sistem peradilan anak tidak bisa bekerja sendirian. Diperlukan kerjasama yang baik antara lembaga peradilan, pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk memberikan perlindungan dan pembinaan yang terbaik bagi anak-anak yang terlibat dalam tindak pidana,” ujarnya.

Dengan demikian, kesadaran dan dukungan dari semua pihak sangatlah penting dalam menjalankan peran sistem peradilan anak dalam penanganan tindak pidana anak. Semoga dengan upaya bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih baik bagi anak-anak di Indonesia.