Dampak Psikologis Korban Kejahatan Kekerasan Seksual
Ketika seseorang menjadi korban kejahatan kekerasan seksual, dampak psikologis yang dirasakan bisa sangat menghancurkan. Menurut Dr. Regina Jansen, seorang psikolog klinis yang ahli dalam kasus kekerasan seksual, korban sering mengalami trauma yang mendalam dan sulit untuk pulih.
“Dampak psikologis korban kejahatan kekerasan seksual bisa beragam, mulai dari gangguan tidur, depresi, kecemasan, hingga PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder),” ungkap Dr. Jansen.
Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kasus kekerasan seksual di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Hal ini mengakibatkan semakin banyak orang yang mengalami dampak psikologis yang serius akibat kejahatan tersebut.
“Ketika seseorang menjadi korban kekerasan seksual, tidak hanya tubuhnya yang mengalami luka, tetapi juga pikirannya. Mereka sering merasa terancam, takut, dan kehilangan rasa percaya diri,” tambah Dr. Jansen.
Menurut Prof. Maria Wardani, seorang ahli psikologi forensik, penting bagi korban kekerasan seksual untuk segera mendapatkan dukungan psikologis dan terapi untuk membantu mereka pulih dari trauma yang mereka alami.
“Korban kekerasan seksual membutuhkan perhatian dan dukungan yang besar dari keluarga, teman, dan juga tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Mereka perlu merasa didengar, dipahami, dan tidak disalahkan atas apa yang terjadi pada mereka,” ujar Prof. Wardani.
Dampak psikologis korban kejahatan kekerasan seksual tidak bisa dianggap remeh. Mereka membutuhkan bantuan dan perlindungan dari masyarakat dan pemerintah agar mereka dapat pulih dan kembali ke kehidupan yang normal. Jangan biarkan korban kekerasan seksual merasa sendirian dalam menghadapi trauma yang mereka alami. Semua orang berhak untuk merasa aman dan dilindungi.